Gay Bogor

Blog untuk info tentang situs gay di Indonesia, juga untuk saling kenal, curhat. berbagi dan berbantu.

Minggu, Mei 24, 2009

Kemunafikan

Karena awalnya dari blog ini, maka tulisan ini saya poskan ke blog ini juga. Yang akan dibahas adalah tentang kemunafikan.
Ceritanya begini.
Ada seorang cwo, sebut saja namanya X, yang mengaku berusia 20 tahun, mengaku berasal dari surabaya, mengaku kos di daerah jakarta barat, dan mengaku kuliah. Dia mengajak kenalan melalui sms. Itulah sebabnya saya mengatakan dia "mengaku" ini dan itu, karna tidak mungkin saya tahu hal sebenarnya jika hanya kenal via sms.
Singkat kata kami menjadi lebih akrab di udara, hingga dia pun berani mengajak ketemuan untuk berhubungan intim.
Tentu saja saya menolak dengan halus ajakannya itu. Karena saya tidak tahu parasnya, bentuk tubuhnya, dan hal lain yang menyangkut jasmaninya. Dan juga karena saya bukan mencari pacar ataupun hubungan intim, tapi hanya untuk membantu gay yang kebingungan, memberi saran, dan memberi dukungan yang baik-baik.
Karena tak berhasil, akhirnya ia meminta tolong untuk dicarikan teman gay.
Untuk hal itu saya pasti akan mencoba mencarikannya.
Ternyata teman-teman gay saya yang lain tidak ada yang mau berkenalan dengan si x ini. Entah karena usianya yang, konon, dianggap masih piyik (Anak ayam baru menetas), atau karena berat badannya, atau karena jauh domisilinya.
Saya jadi bingung mencari jalan agar si x ini bisa mendapatkan seorang teman gay. Tak mungkin nama dan nomor hp dia saya sebarluaskan ke situs-situs gay, atau memposkannya di komentar pada setiap laman cowo gay di situs friendster.
Akhirnya saya masukkan saja nama dan nomor hp dia ke laman komentar di blog ini, dengan harapan ada lah 1-2 cwo yang tertarik lalu menghubungi dia. Saya lupa tanggal pos-nya.
Lalu tiba-tiba tengah malam minggu tadi (24 mei 09), dia menelphon saya. Karena sudah larut, saya tidak mengangkat telponnya.
Lalu dia mengirim sms. Begitu saya baca, saya sangat terkejut. Isinya memarahi saya karena memasang namanya di blog ini. Dia bilang saya berani-beraninya memasang namanya tanpa izinnya. Dan dia mengancan dengan kata "Awas" kalo nama dia tidak dihapus sampai esok hari (minggu).
Membaca sms yang kurang-ajar seperti itu tentu membuat saya tersinggung. Sayapun membalas sms dia dengan kata-kata yang pedas. Saya katakan bahwa dia itu munafik. Dia membalas mengapa saya marah, padahal dia merasa dirugikan. Saya balik bertanya dirugikan apanya. Apakah ada yang morotin (meminta uang) dia, atau ada yang menyakiti badannya. Dan Saya tulis juga bahwa saya akan hapus namanya dari blog ini malam itu juga, dan agar dia tidak lagi mengkontak Saya.
Langsung saya masuk ke blogger, dan menghapus komentar yang berisi namanya. Dan tentu saja nomor hp dia di hp sayapun dihapus.
Pagi harinya dia sms lagi, yang berisi pernyataan bahwa nama dia masih ada di blog ini. Saya tentu saja terkejut. Bagaimana mungkin apa yang sudah dihapus masih tercantum. Saya balas bahwa saya benar-benar telah menghapus nama dia. Dan kalau nama dia masih tercantum, dia harus tanyakan sendiri kepada pengelola google.
Tapi untuk meyakinkan diri sendiri, kembali Saya masuk ke blogger. Ternyata nama dia memang sudah lenyap musnah. Karena penasaran, saya masuk ke google search dan mencari blog ini.Dan ternyata nama dia pun memang sudah lenyap dari blog ini.
Anak itu rupanya bukan hanya munafik, tapi juga pembual.
Hal itu saya tulis di sms balasan ke dia. Lalu dia kirim lagi sms yang mengatakan bahwa dia akan menceknya, dan ditutup dengan tulisan agar saya tidak melakukan lagi hal bodoh seperti ini.
Saya balas bahwa yang bodoh itu dia, plus munafik pula. Karena dia yang pertama kali kontak ke Saya, dan dia juga yang ajak hubungan intim. Sok jaim, sok jadi orang penting. Ngakunya mahasiswa tapi tak ada otak.
Kalau Saya bodoh, kenapa dia mengkontak saya sejak awal, dan malah berani mengajak hubungan intim segala. Kalau Saya bodoh kenapa Saya bisa mempunyai banyak teman gay. Kalau Saya bodoh, kenapa Saya harus membuat blog ini.
Ternyata Saya bodoh karena telah mau membantu orang seperti dia tanpa pamrih, tanpa bayaran.

Andai saja anak itu mengrim sms dengan kata-kata yang santun, layaknya orang timur, pasti hal ini tak terjadi.
Dia mungkin lupa pernah minta dicarikan teman gay. Bagi saya itu adalah izin tuk mempublikasikan namanya. Bagaimana mungkin mengenalkannya ke orang lain tanpa menyebutkan namanya. Masa saya harus minta surat pernyataan bermaterai dari dia, hanya untuk persoalan sepele seperti dicarikan teman kencan.
Sering kali teman-teman yang ingin Saya kenalkan itu menanyakan apakah Saya pernah bertemu dengan dia, bagaimana kulitnya, seperti apa rupanya. Jangankan tahu semua itu, mendengar suaranya saja Saya tidak pernah, karena kontak hanya dilakukan melalui sms saja.

Dari pengalaman seperti ini, Saya bisa menyimpulkan bahwa memang masih ada cowo gay yang munafik. Di depan umum Ia berlaga hetero, pacaran dengan cewe, berpenampilan maskulin. Begitu sampai di rumahnya, Ia asik membuka situs-situs gay, asik melihat foto-foto bugil cowo-cowo, atau asik melihat video klip gay sex.
Betul itu adalah hak seseorang untuk berbuat demikian. Tapi apakah tidak lelah selalu berpura-pura demikian, bukan hanya membohongi diri sendiri tetapi juga membohongi orang lain.
Betul bahwa menjadi gay itu tidak harus mengumumkannya kepada semua orang, karena hal itu bersifat sangat pribadi. Tapi apakah nyaman hidup dengan kepura-puraan.
Saya sangat terkesan dan kagum kepada para gay-gay muda/abg yang begitu berani dan terang-terangan memperlihatkan bahwa dirinya adalah gay. Bukan hanya dapat ditemukan di situs-situs gay saja, ternyata dapat pula ditemukan di situs umum semacam friendster.
Dan mereka pun berani memajang foto-foto kemesraan bersama pasangannya di situs itu.
Ada pula yang hanya berani memajang foto tubuhnya, sebatas leher ke pinggang. Ada yang memajang foto wajahnya tapi disamarkan. Dan ada pula yang memajang foto alat kelaminnya.
Saya tidak tahu apa motivasi keberanian mereka itu. Mungkin mereka ingin mengatakan "AKU MEMANG GAY, LALU KENAPA?"
Yaaah...Itulah gay jaman sekarang.
Ada yang terang-terangan, ada yang masih sembunyi-sembunyi, ada pula yang munafik.
Semuanya berpulang kepada diri pribadi masing-masing.

Sampai jumpa.

Label: